KURIKULUM MEMBANTU PROGRAM BK DALAM
MENCAPAI SUATU TUJUAN PENDIDIKAN
*Siwi Agustianingsih
Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Manusia merupakan individu yang memerlukan rencana
yang matang untuk mencapai suatu hasil yang baik. Begitu pula dalam pencapaian
tujuan pendidikan yang optimal, program Bimbingan dan Konseling membutuhkan
suatu kurikulum yang baik. Tetapi suatu keberhasilan yang baik bukan hanya
berada pada satu pihak saja, tetapi seluruh pihak ikut berperan dalam proses
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Jika pendidikan benar-benar sesuai
dengan kurikulum maka akan berjalan dengan lancar. Maka disini adanya peran
yang besar dari pihak sekolah, khususnya pendidik dan guru pembimbing atau
layanan Bimbingan dan Konseling. Dengan adanya guru yang professional dalam
mengajar, selalu memberikan semangat, dan memiliki motivasi yang kuat maka akan
menghasilkan generasi yang baik pula. Peran Bimbingan dan Konseling juga sangat
besar dalam hal ini, BK membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya dan
menyelesaikan masalahnya. Dengan hal ini maka akan tercapai tujuan pendidikan
yang optimal yaitu tidak pada nilai kognitifnya atau pengetahuan saja. Tetapi
membentuk pribadi yang berwatak, berkarakter juga bisa menjadi generasi penerus
yang baik.
Kata
kunci: kurikulum, pendidikan, bimbingan
konseling, dukungan, perkembangan.
I.
PENDAHULUAN
Suatu
pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam
upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi
pendidikan dapat berlangsung di sekolah, keluarga maupun masyarakat.


1
2
Sekolah
menginginkan supaya anak didik mereka
benar-benar mengerti akan apa yang telah disampaikan oleh pendidik dan peserta
didik memiliki nilai- nilai yang sesuai dengan norma dan ketentuan yang ada.
Sama halnya dengan keluarga, khususnya orangtua para siswa sangat menginginkan
keberhasilan pada anak mereka.
Orangtua
umumnya mempunyai harapan tertentu pada anaknya, misal mereka menginginkan
supaya anak mereka menjadi anak yang soleh, sehat, pandai dan bisa menjadi anak
yang berguna nantinya. Selain itu, masyarakat juga sangat menginginkan anak-
anak yang berada di lingkungan mereka memiliki pendidikan yang baik dan juga
bisa memajukan daerah mereka. Dan menjadi penerus bangsa yang baik, yang bisa
menjunjung tinggi harkat dan martabat dirinya, keluarga dan lingkungannya.
Itulah contoh harapan- harapan yang ada terhadap para para peserta didik . Akan
tetapi mereka sering tidak mempunyai rencana yang jelas dan rinci kemana anak
mereka akan dididik, apa isi pendidikan yang akan diberikan, bagaimana cara
mengajarkan kepada anak supaya anak memiliki sifat- sifat atau keunggulan
tertentu.
Interaksi
pendidikan antara anak dengan keluarga, anak dengan lingkungan juga sering
tidak disadari. Dalam kehidupan keluarga interaksi pendidikan dapat terjadi
kapan saja, dimana saja. Mungkin pada saat mereka berada di ruang keluarga,
bertemu, berdialog dan pada saat mereka bekerja sama dengan anaknya. Dan pada
saat itu, tanpa mereka sadari bahwa mereka telah memberikan perlakuan maupun
perilaku yang spontan kepada anak. Sehingga kemungkinan terjadi kesalahan
mendidik besar sekali.
Selain
keluarga, dalam suatu proses pendidikan juga masih terdapat kesalahan atau
kebingungan tentang hal apa yang akan diberikan kepada peserta didik. Misalnya
saja pada saat mahasiswa melakukan KKN atau terjun langsung ke sekolah.
Mahasiswa BK masih ada yang kebingungan
akan memberikan materi apa, dimulai dari mana dan cara apa yang akan diberikan.
Sedangkan mahasiswa jurusan lainnya benar- benar telah matang dengan apa yang
akan diberikan. Misal anak IPA, memberikan materi yang sesuai dengan silabus
yang ada.
3
Dengan
sibuknya mereka mencari alat yang diperlukan untuk membantu proses kegiatan
belajar mengajar. Tetapi itu terjadi pada saat sebelum ada kurikulum Bimbingan
dan Konseling.
Selain itu kita sebagai manusia
yaitu makhluk sosial dan makhluk individu, sering mengalami berbagai masalah
yang dihadapi. Masalah tersebut berbagai macam jenisnya yaitu dari masalah yang
ringan sampai masalah yang rumit. Masalah tersebut juga dihadapi oleh semua
orang, bahkan anak bayi pun sudah memiliki masalah. Misal dia menangis karena
sakit, ingin minum susu, ataupun karena ingin ganti popok. Tetapi kebanyakan
orangtua kurang mengerti dengan apa yang mereka rasakan dan tidak tahu apa
penyebab anak sekecil itu bisa menangis terus- menerus.
Disamping itu banyak anak yang
kebingungan dengan posisi dirinya. Mereka tidak mengetahui apa bakat mereka,
potensi mereka, bagaimana memotivasi diri mereka jika mereka mengalami down
dalam semangat dan bahkan mereka bingung bagaimana cara untuk menyelesaikan
masalah mereka. Ada pula anak yang merasa dirinya pintar dan merasa puas dengan
apa yang telah diperolehnya, padahal jika dilihat oleh kebanyakan orang itu
merupakan hal yang dianggap kurang. Tetapi mereka tetap diam saja dan tenang
seolah-olah tidak memiliki beban apapun. Bagaimana caranya mereka akan bisa
berkembang jika mereka tidak mengetahui tentang diri mereka sendiri. Disini program BK ikut berperan dalam membantu
individu untuk membantu individu mengenali dirinya, membantu menggali potensi,
bakat, minat yang ada pada diri individu
sehingga mereka bisa berkembang ke arah yang lebih baik dan bisa menjadi
pribadi yang luarbiasa di kemudian hari. Dan BK disini bukanlah sebuah program
yang semata- mata memberikan solusi atau penyelesaian langsung terhadap suatu
permasalahan, tetapi hanya membantu menyelesaikan masalah berdasar potensi yang
ada pada individu tersebut dengan adanya keaktifan atau tindakan dari individu.
Contoh-contoh kasus di atas memberi
gambaran bahwa program BK bisa memberikan semangat yang luarbiasa pada individu
untuk melakukan suatu proses
4
pendidikan, apalagi jika sesuai dengan kurikulum yang ada
maka hasilnya akan lebih optimal dalam suatu proses pencapaian tujuan
pendidikan.
Karena kurikulum disini yaitu
merupakan program belajar untuk siswa yang harus dijabarkan dan dilaksanakan
oleh guru melalui proses pengajaran. Ada juga pendapat lain yang mengatakan
bahwa kurikulum adalah suatu rencana
yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar- mengajar
(Nana Syaodih, 2007).
Dengan
adanya kurikulum ini diharapkan adanya suatu rencana yang benar- benar rinci
dan jelas dalam melaksanakan proses pengajaran, sehingga akan membantu siswa
dalam memahami apa yang telah diberikan kepada mereka dan pada akhirnya para
siswa dapat menjadi suatu generasi
penerus bangsa yang baik atau sesuai dengan apa yang diharapkan.
II.
KURIKULUM
Menurut
Nana Syaodikh (2004) menyatakan bahwa kurikulum merupakan program dan
pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan, yang
diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara
sistematis, diberikan kepada siswa dibawah tanggungjawab sekolah untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan kompetensi sosial anak didik. Dari pengertian tersebut, dapat kita
simpulkan bahwa suatu kurikulum tersebut tidak dirancang secara sembarangan
atau benar-benar dirancang berdasarkan aturan, asas, prinsip maupun sebuah
landasan.
Sebagai arahan, kurikulum harus
memiliki landasan dasar yang kuat. Kurikulum berdasarkan beberapa landasan,
yaitu.
A. Asas
filosofis, filasafat dan tujuan pendidikan sekolah,yakni mendidik anak menjadi
manusia yang baik dalam masyarakat tempat dia tinggal. Baik pada hakikatnya
ditentukan oleh nilai, cita-caita, filsafat yang dianut oleh guru, masyarakat,
negara, serta dunia..
B. Asas
psikologis yaitu asas yang menegaskan bahwa anak merupakan makhluk yang lahir dengan berbagai
potensi.
5
C. Asas sosiologis
yaitu bahwa anak hidup di tengah masyarakat sehingga masyarakat harus menjadi
factor pertimbangan dalam pembinaan kurikulum.
Lama waktu dalam satu kurikulum
biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang
dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan
menuju arah dan tujuan yang telah direncanakan dalam kegiatan pembelajaran
secara menyeluruh.
Di Indonesia sering kali terjadi
pergantian kurikulum, itu semua semata-mata untuk menyempurnakan pendidikan di
Indonesia. Pada kenyataannya kurikulum di Indonesia hanya memiliki kualitas
yang baik pada konseptualnya saja, tetapi dalam penerapannya masih kurang
karena adanya kekurangan misal pada tenaga kerja pendidik yang belum terlalu
mengerti bagaimana cara yang baik untuk menyampaikan materi yang sesuai dengan
kurikulum yang sudah ditetapkan, atau kurangnya kemampuan peserta didik untuk
menyesuaikan dengan kurikulum baru karena merasa kurikulum tersebut terlalu
tinggi dalam menetapkan target pendidikan. Seharusnya pembuatan kurikulum tidak
hanya memikirkan nilai atau hasil yang memuaskan saja, tetapi harus disesuaikan
dengan kondisi lingkungan atau peserta didik.
Menurut
Abdullah Idi (2011) menjelaskan bahwa kurikulum memiliki beberapa
karakteristik, yaitu.
A. Curriculum
as subject matter, yakni kurikulum sebagai kombinasi bahan untuk membentuk
kerangka isi materi yang diajarkan.
B. Curriculum
as experience adalah suatu gambaran kurikulum sebagai seperangkat pengalaman.
Dalam hubungannya dengan pendidikan, semua pengalaman telah direncanakan secara
khusus dengan cara penulisan kurikulum.
C. Curriculum
as intention adalah segala usaha untuk mengarah pada perencanaan kurikulum yang
memperlihatkan bahwa para pendidik membuat suatu strategi melalui wacana dan
tujuan yang telah ditetapkan.
D. Curriculum
as cultural reproduction yaitu kurikulum harus merefleksikan suatu kebudayaan
masyarakat tertentu.
6
E. Curriculum
as currere yaitu menekankan pada perspektif pengalaman, sedangkan akibat
terhadap kurikulum adalah interpretasi terhadap pengalaman hidup.
Keberhasilan suatu pendidikan tidak
hanya bergantung pada baiknya suatu kurikulum, tetapi juga adanya dukungan dari
semua pihak. Misal dari para peserta didik harus memiliki semangat dalam
belajar, pendidik yang berkualitas dan dapat memberikan pendidikan yang bisa
dimengerti oleh peserta didik, keluarga harus megontrol belajar anaknya,
lingkungannya harus memiliki pendidikan yang baik, pemerintah harus mendukung
dan memperhatikan suatu pendidikan.
Berdasarkan hal diatas, kurikulum
pada saat ini lebih difokuskan pada program pendidikan karakter. Program
tersebut, yaitu.
Pertama,
training guru. Program ini membekali
dan memberikan wawasan pada guru tentang psikologi anak, cara mendidik anak
dengan memahami mekanisme pikiran anak dan 3 faktor kunci untuk menciptakan
anak sukses, serta kiat praktis dalam memahami dan mengatasi anak yang
bermasalah dengan perilakunya.
Kedua,
program kurikulum pendidikan
karakter. Dalam program ini adanya pemberian sistem pengajaran dan materi yang
lengkap (untuk satu tahun ajaran) dan aplikasi untuk sekolah dan materi untuk
orangtua murid. Disamping itu ada pendampingan dan training khusus untuk guru.
Ketiga,
program bimbingan mental. Dalam
program ini ada dua sesi, yaitu sesi workhshop therapy yang dirancang khusus
untuk usia 12-18 tahun dan semi seminar khusus untuk orangtua siswa (http//www.kurikulum
pendidikan karakter.com/, diakses tanggal 18 mei).
Pendidikan
karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan
di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
siswa secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.
Melalui pendidikan karakter diharapkan siswa mampu secara mandiri meningkatkan
dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
7
menginternalisasi serta
mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
III. PRORAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan
merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada
seorang atau beberapa individu, baik anak-anak , remaja maupun dewasa; agar
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan dan
bimbingan tersebut dilaksanakan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling
merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami
sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien.
Berdasarkan
pengertian bimbingan dan konseling diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa fungsi
BK adalah untuk memberikan bantuan kepada individu dalam pengembangan dirinya,
dalam arti perubahan-perubahan yang positif pada diri individu tersebut. Tetapi
kita tidak bisa menyebutkan secara khusus, karena setiap manusia adalah unik.
Memiliki permasalahan dan karakteristik yang berbeda. Jadi, penilaian keberhasilan
itu tergantung pada seseorang menilai tentang kondisinya.
Jika
kita perhatikan dari berbagai permasalahan yang ada, bimbingan diperlukan
karena adanya suatu tinjauan secara umum, kebutuhan psikologi dan
sosiokultural. Dengan tinjauan secara umum berarti erat hubungannya dengan
tujuan pendidikan nasional. Dengan adanya kebutuhan psikologi berarti manusia
selain fisiknya baik, psikisnya juga harus baik. Karena apabila salah satu dari
dua hal tersebut mengalami gangguan maka kegiatan tidak akan tercapai sesuai
dengan apa yang diharapkan. Kemudian dengan meninjau aspek sosiokultural, yaitu
adanya pengaruh dari masyarakat atau dari lingkungan. Misal dengan adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita membutuhkan layanan BK
disini.
8
Menurut
Tim MKDK IKIP Semarang (1990) ada lima hal yang melatarbelakangi perlunya
layanan bimbingan di sekolah yaitu.
A.
Masalah perkembangan individu.
B.
Masalah perbedaan individu.
C.
Masalah kebutuhan individu.
D.
Masalah penyesuaian diri dan kelalaian
tingkah laku.
E.
Masalah belajar
Menurut
Rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan
formal, ada sepuluh fungsi BK yaitu pemahaman; fasilitasi; penyesuaian;
penyaluran; adaptasi; pencegahan; perbaikan; penyembuhan; pemeliharaan dan
pengembangan.
Jadi
layanan Bimbingan dan Konseling ini memusatkan perhatian pada individu sehingga
individu tersebut benar-benar mengerti dengan dirinya sendiri, lingkungan
tempat dia tinggal, dan bisa menjalankan kehidupannya untuk keberhasilan di
masa yang akan datang.
IV. TUJUAN PENDIDIKAN
Pendidikan
Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 19945,
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat.
Pendidikan
merupakan pilar tegaknya bangsa; Melalui pendidikanlah bangsa akan tegak mampu
menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 disebutkan
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
9
Visi
pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan nasional sebagai
pranata social yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah.
Dengan
adanya visi tersebut, Indonesia memiliki misi sebagai berikut.
A. Mengupayakan
perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bermutu bagi seluruh
rakyat Indonesia;
B. Membantu
dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak dini
sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
C. Meningkatkan
kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan
pembentukan kepribadian yang bermoral;
D. Meningkatkan
keprofersionalan dan akumtabilitas lebaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan
ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan
standar nasional dan global;
E. Memberdayakan
peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip
otonomi dalam konteks NKRI (Ikhsan. 2008. Visi
Misi Tujuan Nasional. http//tunas63.wordpress.com/2008/11/07/visi-misi-dan
tujuan-pendidikan-nasional/, diakses tanggal 18 mei).
V. KURIKULUM MEMBANTU PROGRAM BK DALAM
MENCAPAI SUATU TUJUAN PENDIDIKAN
Sebagai
makhluk Tuhan yang memiliki kekurangan, maka kita harus memiliki pedoman dalam
hidup ini untuk menjadi acuan bagaimana kita akan menjalankan suatu kegiatan.
Selain itu, kita harus memiliki rencana untuk melakukan kegiatan supaya hasil
yang kita peroleh dapat maksimal. Tidak hanya manusia saja, tetapi suatu
pendidikan juga memerlukan suatu pedoman rencana pembelajaran untuk mempermudah
dalam melaksanakan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pendidikan.
Keberhasilan
tersebut juga harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, diantaranya
dengan adanya kekompakakkan dan adanya semangat dari masing-masing
10
individu
untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Kesadaran dari semua pihak akan
pentingnya suatu pendidikan dalam hidup ini. Sebab bernilai atau tidaknya
manusia bisa dilihat dari tingkatan ilmunya. Dan ilmu tersebut bisa didapatkan
salah satunya adalah dengan menempuh suatu pendidikan. Disamping itu yang
terpenting adalah bagaimana cara pemerintah untuk memperhatikan pendidikan bagi
anak-anak yang kurang mampu untuk membiayai sekolah karena mahalnya pendidikan
di zaman ini. Pemerintah harus memberikan fasilitas yang baik bagi peserta
didik.
Dalam
menjalankan proses pendidikan tersebut setiap individu pasti akan menemukan
suatu masalah atau hambatan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan atau
mencapai suatu cita-cita dan harapan. Tetapi dengan adanya layanan Bimbingan
dan konseling ini akan membantu individu untuk menyelesaikan permasalahan yang
ada dan memandirikan peserta didik. Dengan itu mereka akan bisa berkembang
secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Apabila
individu memiliki kepercayaan diri yang kuat, motivasi atau minat yang kuat
maka akan mudah untuk mencapai apa yang dia inginkan. Karena mereka memiliki
motivasi yang tinggi dan kesungguhan dalam melakukan suatu kegiatan. Akan lebih
berhasil jika tenaga pendidik juga berkualitas dan menjalankan pembelajaran
secara professional yang sesuai dengan kurikulum yang ada maka proses belajar
mengajar akan berjalan secara optimal dengan hasil yang maksimal atau
tercapainya suatu program pendidikan dengan baik.
VI. PENUTUP
Simpulan
yang dapat diambil dari uraian di atas adalah.
A. Kurikulum
merupakan pedoman atau rencana dalam proses kegiatan belajar mengajar.
B. Kurikulum
tidak hanya mencanangkan target nilai setinggi mungkin, tetapi juga harus
memperhatikan peserta didik dan perkembangan zaman.
11
C. Bimbingan
dan Konseling membantu individu untuk mengoptimalkan potensi yang ada dan
perkembangan individu tersebut ke arah yang lebih baik dengan adanya tindakan
aktif dari individu.
D. Tujuan
pendidikan tidak hanya membentuk manusia memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi,
tetapi juga membentuk watak siswa dan menjadikan anak itu berkarakter.
E. Keberhasilan
suatu pendidikan tidak bergantung pada
satu pihak, tetapi adanya kerjasama dari semua pihak, yaitu dari diri sendiri,
keluarga, masyarakat, pihak sekolah dan pemerintah.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Idi, Abdullah. 2011. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Yogyakarta: Arruz Media.
Ikhsan.2008.Visi,MisikTujuansNasional.
http//tunas63.wordpress.com/2008/11/07/visi-misi-dan
tujuan-pendidikan-nasional/, diakses tanggal 18 mei.
Mugiarso,
Heru. 2011. Bimbingan dan Konseling.
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Prayitno.
1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Syaodih , Nana. 2004. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Wibowo,
Timothy. 2011. Kurikulum Pendidikan Karakter. http//www.pendidikan
karakter.com/, diakses tanggal 18 mei.
ayo posting lagi :D
BalasHapus