Selasa, 25 Juni 2013



KURIKULUM MEMBANTU PROGRAM BK DALAM MENCAPAI SUATU TUJUAN PENDIDIKAN

*Siwi Agustianingsih
Universitas Negeri Semarang
Abstrak
                        Manusia merupakan individu yang memerlukan rencana yang matang untuk mencapai suatu hasil yang baik. Begitu pula dalam pencapaian tujuan pendidikan yang optimal, program Bimbingan dan Konseling membutuhkan suatu kurikulum yang baik. Tetapi suatu keberhasilan yang baik bukan hanya berada pada satu pihak saja, tetapi seluruh pihak ikut berperan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan nasional. Jika pendidikan benar-benar sesuai dengan kurikulum maka akan berjalan dengan lancar. Maka disini adanya peran yang besar dari pihak sekolah, khususnya pendidik dan guru pembimbing atau layanan Bimbingan dan Konseling. Dengan adanya guru yang professional dalam mengajar, selalu memberikan semangat, dan memiliki motivasi yang kuat maka akan menghasilkan generasi yang baik pula. Peran Bimbingan dan Konseling juga sangat besar dalam hal ini, BK membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya dan menyelesaikan masalahnya. Dengan hal ini maka akan tercapai tujuan pendidikan yang optimal yaitu tidak pada nilai kognitifnya atau pengetahuan saja. Tetapi membentuk pribadi yang berwatak, berkarakter juga bisa menjadi generasi penerus yang baik.
Kata kunci:  kurikulum, pendidikan, bimbingan konseling, dukungan, perkembangan.
I.       PENDAHULUAN
Suatu pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung di sekolah, keluarga maupun masyarakat.
 

*Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling, NIM 1301411043.

1
2
Sekolah menginginkan  supaya anak didik mereka benar-benar mengerti akan apa yang telah disampaikan oleh pendidik dan peserta didik memiliki nilai- nilai yang sesuai dengan norma dan ketentuan yang ada. Sama halnya dengan keluarga, khususnya orangtua para siswa sangat menginginkan keberhasilan pada anak mereka.
Orangtua umumnya mempunyai harapan tertentu pada anaknya, misal mereka menginginkan supaya anak mereka menjadi anak yang soleh, sehat, pandai dan bisa menjadi anak yang berguna nantinya. Selain itu, masyarakat juga sangat menginginkan anak- anak yang berada di lingkungan mereka memiliki pendidikan yang baik dan juga bisa memajukan daerah mereka. Dan menjadi penerus bangsa yang baik, yang bisa menjunjung tinggi harkat dan martabat dirinya, keluarga dan lingkungannya. Itulah contoh harapan- harapan yang ada terhadap para para peserta didik . Akan tetapi mereka sering tidak mempunyai rencana yang jelas dan rinci kemana anak mereka akan dididik, apa isi pendidikan yang akan diberikan, bagaimana cara mengajarkan kepada anak supaya anak memiliki sifat- sifat atau keunggulan tertentu.
Interaksi pendidikan antara anak dengan keluarga, anak dengan lingkungan juga sering tidak disadari. Dalam kehidupan keluarga interaksi pendidikan dapat terjadi kapan saja, dimana saja. Mungkin pada saat mereka berada di ruang keluarga, bertemu, berdialog dan pada saat mereka bekerja sama dengan anaknya. Dan pada saat itu, tanpa mereka sadari bahwa mereka telah memberikan perlakuan maupun perilaku yang spontan kepada anak. Sehingga kemungkinan terjadi kesalahan mendidik besar sekali.
Selain keluarga, dalam suatu proses pendidikan juga masih terdapat kesalahan atau kebingungan tentang hal apa yang akan diberikan kepada peserta didik. Misalnya saja pada saat mahasiswa melakukan KKN atau terjun langsung ke sekolah. Mahasiswa BK masih ada  yang kebingungan akan memberikan materi apa, dimulai dari mana dan cara apa yang akan diberikan. Sedangkan mahasiswa jurusan lainnya benar- benar telah matang dengan apa yang akan diberikan. Misal anak IPA, memberikan materi yang sesuai dengan silabus yang ada.
3
Dengan sibuknya mereka mencari alat yang diperlukan untuk membantu proses kegiatan belajar mengajar. Tetapi itu terjadi pada saat sebelum ada kurikulum Bimbingan dan Konseling.
Selain itu kita sebagai manusia yaitu makhluk sosial dan makhluk individu, sering mengalami berbagai masalah yang dihadapi. Masalah tersebut berbagai macam jenisnya yaitu dari masalah yang ringan sampai masalah yang rumit. Masalah tersebut juga dihadapi oleh semua orang, bahkan anak bayi pun sudah memiliki masalah. Misal dia menangis karena sakit, ingin minum susu, ataupun karena ingin ganti popok. Tetapi kebanyakan orangtua kurang mengerti dengan apa yang mereka rasakan dan tidak tahu apa penyebab anak sekecil itu bisa menangis terus- menerus.  
Disamping itu banyak anak yang kebingungan dengan posisi dirinya. Mereka tidak mengetahui apa bakat mereka, potensi mereka, bagaimana memotivasi diri mereka jika mereka mengalami down dalam semangat dan bahkan mereka bingung bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah mereka. Ada pula anak yang merasa dirinya pintar dan merasa puas dengan apa yang telah diperolehnya, padahal jika dilihat oleh kebanyakan orang itu merupakan hal yang dianggap kurang. Tetapi mereka tetap diam saja dan tenang seolah-olah tidak memiliki beban apapun. Bagaimana caranya mereka akan bisa berkembang jika mereka tidak mengetahui tentang diri mereka sendiri.  Disini program BK ikut berperan dalam membantu individu untuk membantu individu mengenali dirinya, membantu menggali potensi, bakat, minat  yang ada pada diri individu sehingga mereka bisa berkembang ke arah yang lebih baik dan bisa menjadi pribadi yang luarbiasa di kemudian hari. Dan BK disini bukanlah sebuah program yang semata- mata memberikan solusi atau penyelesaian langsung terhadap suatu permasalahan, tetapi hanya membantu menyelesaikan masalah berdasar potensi yang ada pada individu tersebut dengan adanya keaktifan atau tindakan dari individu.
Contoh-contoh kasus di atas memberi gambaran bahwa program BK bisa memberikan semangat yang luarbiasa pada individu untuk melakukan suatu proses

4
pendidikan, apalagi jika sesuai dengan kurikulum yang ada maka hasilnya akan lebih optimal dalam suatu proses pencapaian tujuan pendidikan.
Karena kurikulum disini yaitu merupakan program belajar untuk siswa yang harus dijabarkan dan dilaksanakan oleh guru melalui proses pengajaran. Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa kurikulum  adalah suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar- mengajar (Nana Syaodih, 2007).
Dengan adanya kurikulum ini diharapkan adanya suatu rencana yang benar- benar rinci dan jelas dalam melaksanakan proses pengajaran, sehingga akan membantu siswa dalam memahami apa yang telah diberikan kepada mereka dan pada akhirnya para siswa dapat menjadi suatu  generasi penerus bangsa yang baik atau sesuai dengan apa yang diharapkan.
II.    KURIKULUM
Menurut Nana Syaodikh (2004) menyatakan bahwa kurikulum merupakan program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara sistematis, diberikan kepada siswa dibawah tanggungjawab sekolah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan kompetensi sosial anak didik. Dari pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa suatu kurikulum tersebut tidak dirancang secara sembarangan atau benar-benar dirancang berdasarkan aturan, asas, prinsip maupun sebuah landasan. 
Sebagai arahan, kurikulum harus memiliki landasan dasar yang kuat. Kurikulum berdasarkan beberapa landasan, yaitu.  
A.    Asas filosofis, filasafat dan tujuan pendidikan sekolah,yakni mendidik anak menjadi manusia yang baik dalam masyarakat tempat dia tinggal. Baik pada hakikatnya ditentukan oleh nilai, cita-caita, filsafat yang dianut oleh guru, masyarakat, negara, serta dunia..
B.     Asas psikologis yaitu asas yang menegaskan bahwa anak  merupakan makhluk yang lahir dengan berbagai potensi.

5
C.     Asas sosiologis yaitu bahwa anak hidup di tengah masyarakat sehingga masyarakat harus menjadi factor pertimbangan dalam pembinaan kurikulum.

Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang telah direncanakan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
Di Indonesia sering kali terjadi pergantian kurikulum, itu semua semata-mata untuk menyempurnakan pendidikan di Indonesia. Pada kenyataannya kurikulum di Indonesia hanya memiliki kualitas yang baik pada konseptualnya saja, tetapi dalam penerapannya masih kurang karena adanya kekurangan misal pada tenaga kerja pendidik yang belum terlalu mengerti bagaimana cara yang baik untuk menyampaikan materi yang sesuai dengan kurikulum yang sudah ditetapkan, atau kurangnya kemampuan peserta didik untuk menyesuaikan dengan kurikulum baru karena merasa kurikulum tersebut terlalu tinggi dalam menetapkan target pendidikan. Seharusnya pembuatan kurikulum tidak hanya memikirkan nilai atau hasil yang memuaskan saja, tetapi harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan atau peserta didik.
Menurut Abdullah Idi (2011) menjelaskan bahwa kurikulum memiliki beberapa karakteristik, yaitu.
A.    Curriculum as subject matter, yakni kurikulum sebagai kombinasi bahan untuk membentuk kerangka isi materi yang diajarkan.
B.     Curriculum as experience adalah suatu gambaran kurikulum sebagai seperangkat pengalaman. Dalam hubungannya dengan pendidikan, semua pengalaman telah direncanakan secara khusus dengan cara penulisan kurikulum.
C.     Curriculum as intention adalah segala usaha untuk mengarah pada perencanaan kurikulum yang memperlihatkan bahwa para pendidik membuat suatu strategi melalui wacana dan tujuan yang telah ditetapkan.
D.    Curriculum as cultural reproduction yaitu kurikulum harus merefleksikan suatu kebudayaan masyarakat tertentu.
6
E.     Curriculum as currere yaitu menekankan pada perspektif pengalaman, sedangkan akibat terhadap kurikulum adalah interpretasi terhadap pengalaman hidup.

Keberhasilan suatu pendidikan tidak hanya bergantung pada baiknya suatu kurikulum, tetapi juga adanya dukungan dari semua pihak. Misal dari para peserta didik harus memiliki semangat dalam belajar, pendidik yang berkualitas dan dapat memberikan pendidikan yang bisa dimengerti oleh peserta didik, keluarga harus megontrol belajar anaknya, lingkungannya harus memiliki pendidikan yang baik, pemerintah harus mendukung dan memperhatikan suatu pendidikan.
Berdasarkan hal diatas, kurikulum pada saat ini lebih difokuskan pada program pendidikan karakter. Program tersebut, yaitu.
Pertama, training guru. Program ini membekali dan memberikan wawasan pada guru tentang psikologi anak, cara mendidik anak dengan memahami mekanisme pikiran anak dan 3 faktor kunci untuk menciptakan anak sukses, serta kiat praktis dalam memahami dan mengatasi anak yang bermasalah dengan perilakunya.
Kedua, program kurikulum pendidikan karakter. Dalam program ini adanya pemberian sistem pengajaran dan materi yang lengkap (untuk satu tahun ajaran) dan aplikasi untuk sekolah dan materi untuk orangtua murid. Disamping itu ada pendampingan dan training khusus untuk guru.
Ketiga, program bimbingan mental. Dalam program ini ada dua sesi, yaitu sesi workhshop therapy yang dirancang khusus untuk usia 12-18 tahun dan semi seminar khusus untuk orangtua siswa (http//www.kurikulum pendidikan karakter.com/, diakses tanggal 18 mei).
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia siswa secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan

7
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
III. PRORAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada seorang atau beberapa individu, baik anak-anak , remaja maupun dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
 dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan dan bimbingan tersebut dilaksanakan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Berdasarkan pengertian bimbingan dan konseling diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa fungsi BK adalah untuk memberikan bantuan kepada individu dalam pengembangan dirinya, dalam arti perubahan-perubahan yang positif pada diri individu tersebut. Tetapi kita tidak bisa menyebutkan secara khusus, karena setiap manusia adalah unik. Memiliki permasalahan dan karakteristik yang berbeda. Jadi, penilaian keberhasilan itu tergantung pada seseorang menilai tentang kondisinya.
Jika kita perhatikan dari berbagai permasalahan yang ada, bimbingan diperlukan karena adanya suatu tinjauan secara umum, kebutuhan psikologi dan sosiokultural. Dengan tinjauan secara umum berarti erat hubungannya dengan tujuan pendidikan nasional. Dengan adanya kebutuhan psikologi berarti manusia selain fisiknya baik, psikisnya juga harus baik. Karena apabila salah satu dari dua hal tersebut mengalami gangguan maka kegiatan tidak akan tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Kemudian dengan meninjau aspek sosiokultural, yaitu adanya pengaruh dari masyarakat atau dari lingkungan. Misal dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita membutuhkan layanan BK disini.

8
Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990) ada lima hal yang melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah yaitu.
A.                Masalah perkembangan individu.
B.                 Masalah perbedaan individu.
C.                 Masalah kebutuhan individu.
D.                Masalah penyesuaian diri dan kelalaian tingkah laku.
E.                 Masalah belajar

Menurut Rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal, ada sepuluh fungsi BK yaitu pemahaman; fasilitasi; penyesuaian; penyaluran; adaptasi; pencegahan; perbaikan; penyembuhan; pemeliharaan dan pengembangan.
Jadi layanan Bimbingan dan Konseling ini memusatkan perhatian pada individu sehingga individu tersebut benar-benar mengerti dengan dirinya sendiri, lingkungan tempat dia tinggal, dan bisa menjalankan kehidupannya untuk keberhasilan di masa yang akan datang.
IV. TUJUAN PENDIDIKAN
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 19945,  yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat.
Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa; Melalui pendidikanlah bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
9
Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan nasional sebagai pranata social yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Dengan adanya visi tersebut, Indonesia memiliki misi sebagai berikut.
A.    Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
B.     Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
C.     Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
D.    Meningkatkan keprofersionalan dan akumtabilitas lebaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global;
E.     Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks NKRI (Ikhsan. 2008. Visi Misi Tujuan Nasional. http//tunas63.wordpress.com/2008/11/07/visi-misi-dan tujuan-pendidikan-nasional/, diakses tanggal 18 mei).
V.   KURIKULUM MEMBANTU PROGRAM BK  DALAM  MENCAPAI SUATU TUJUAN PENDIDIKAN
Sebagai makhluk Tuhan yang memiliki kekurangan, maka kita harus memiliki pedoman dalam hidup ini untuk menjadi acuan bagaimana kita akan menjalankan suatu kegiatan. Selain itu, kita harus memiliki rencana untuk melakukan kegiatan supaya hasil yang kita peroleh dapat maksimal. Tidak hanya manusia saja, tetapi suatu pendidikan juga memerlukan suatu pedoman rencana pembelajaran untuk mempermudah dalam melaksanakan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pendidikan.
Keberhasilan tersebut juga harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, diantaranya dengan adanya kekompakakkan dan adanya semangat dari masing-masing
10
individu untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Kesadaran dari semua pihak akan pentingnya suatu pendidikan dalam hidup ini. Sebab bernilai atau tidaknya manusia bisa dilihat dari tingkatan ilmunya. Dan ilmu tersebut bisa didapatkan salah satunya adalah dengan menempuh suatu pendidikan. Disamping itu yang terpenting adalah bagaimana cara pemerintah untuk memperhatikan pendidikan bagi anak-anak yang kurang mampu untuk membiayai sekolah karena mahalnya pendidikan di zaman ini. Pemerintah harus memberikan fasilitas yang baik bagi peserta didik.
Dalam menjalankan proses pendidikan tersebut setiap individu pasti akan menemukan suatu masalah atau hambatan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan atau mencapai suatu cita-cita dan harapan. Tetapi dengan adanya layanan Bimbingan dan konseling ini akan membantu individu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dan memandirikan peserta didik. Dengan itu mereka akan bisa berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Apabila individu memiliki kepercayaan diri yang kuat, motivasi atau minat yang kuat maka akan mudah untuk mencapai apa yang dia inginkan. Karena mereka memiliki motivasi yang tinggi dan kesungguhan dalam melakukan suatu kegiatan. Akan lebih berhasil jika tenaga pendidik juga berkualitas dan menjalankan pembelajaran secara professional yang sesuai dengan kurikulum yang ada maka proses belajar mengajar akan berjalan secara optimal dengan hasil yang maksimal atau tercapainya suatu program pendidikan dengan baik.
VI. PENUTUP
Simpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah.
A.   Kurikulum merupakan pedoman atau rencana dalam proses kegiatan belajar mengajar.
B.   Kurikulum tidak hanya mencanangkan target nilai setinggi mungkin, tetapi juga harus memperhatikan peserta didik dan perkembangan zaman.


11
C.   Bimbingan dan Konseling membantu individu untuk mengoptimalkan potensi yang ada dan perkembangan individu tersebut ke arah yang lebih baik dengan adanya tindakan aktif dari individu.
D.   Tujuan pendidikan tidak hanya membentuk manusia memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi, tetapi juga membentuk watak siswa dan menjadikan anak itu berkarakter.
E.   Keberhasilan suatu pendidikan  tidak bergantung pada satu pihak, tetapi adanya kerjasama dari semua pihak, yaitu dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, pihak sekolah dan pemerintah.
VII.          DAFTAR PUSTAKA

Idi, Abdullah. 2011. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Yogyakarta: Arruz Media.

Ikhsan.2008.Visi,MisikTujuansNasional. http//tunas63.wordpress.com/2008/11/07/visi-misi-dan tujuan-pendidikan-nasional/, diakses tanggal 18 mei.

Mugiarso, Heru. 2011. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.

Prayitno. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Syaodih , Nana. 2004. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wibowo, Timothy. 2011. Kurikulum Pendidikan Karakter. http//www.pendidikan karakter.com/, diakses tanggal 18 mei.
                                          


1 komentar: